Gunung Rinjani: Catatan Pendakian Gunung Rinjani via Sembalun – Mendaki Gunung Rinjani Lombok adalah impian setiap orang.

Tak bisa dipungkiri, gunung ini merupakan salah satu gunung favorit para pendaki, dan mencapai puncaknya merupakan kepuasan dan kebanggaan tersendiri.

Selain Gunung Semeru, Gunung Rinjani sering disebut-sebut sebagai salah satu gunung wajib untuk didaki bagi para anak gunung. Aku setuju soal ini.

Selain untuk bertemu dengan Dewi Anjani di puncaknya yang berketinggian 3726 mdpl, pemandangan yang super indah dari atasnya, pesona Danau Segara Anak, serta tantangan yang tersaji di setiap jalur pendakiannya menjadi beberapa alasan kenapa orang penasaran untuk menaklukkan gunung yang terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat ini.

Returning home is the most difficult part of long-distance hiking. You have grown outside the puzzle and your piece no longer fits. Cindy Ross

Nah, pengen tahu lebih dalam tentang Gunung Rinjani? Yuk, lanjut baca artikel ini!

Tentang Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat

pemandangan danau segara anak
Pemandangan Danau Segara Anak di Taman Nasional Gunung Rinjani

Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia, tepatnya gunung api tertinggi kedua setelah Gunung Kerinci di Jambi, dan gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Carstensz dan Gunung Kerinci.

Gunung Rinjani memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl), berlokasi di Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Sebagai sebuah gunung aktif yang terakhir kali meletus tahun 2010 silam, Gunung Rinjani juga memiliki kaldera yang membentuk danau, dikenal juga sebagai Danau Segara Anak (Anak Laut) karena warna birunya yang indah memesona bak lautan.

Sebagai informasi tambahan, kaldera Gunung Rinjani tersebut juga masuk ke dalam daftar Global Geoparks Network yang diprakarsai oleh UNESCO pada bulan April 2018 silam.


Peta dan Lokasi Geografis Gunung Rinjani

Gunung Rinjani merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani (didirikan tahun 1997 lalu). Taman Nasional Gunung Rinjani sendiri populer digunakan sebagai tempat untuk camping, trekking, mandi air panas di Segara Anak, dan tentunya mendaki mencapai puncak Gunung Rinjani.

  • Alamat Lengkap: Sembalun Lawang, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
  • Alamat Lengkap Taman Nasional Gunung Rinjani: Jl. Raya Sembalun Lawang, Sembalun Lawang, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Bar. 83666, Indonesia

Jalur Pendakian Gunung Rinjani dan Rincian Waktu Pendakian

Paling tidak, ada 4 jalur pendakian Gunung Rinjani yang bisa digunakan untuk mendaki gunung yang satu ini. Di antaranya yakni:

1. Jalur Sembalun

Berikut jalur pendakian Gunung Rinjani via jalur Sembalun, Desa Sembalun. Paling populer digunakan sebagai jalur pendakian maupun jalur turun sekaligus.

Jalur Pendakian Waktu Tempuh
Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok Desa Sembalun ± 3 jam
Desa Sembalun Pos 1 ± 1 jam 45 menit
Pos 1 Pos 2 ± 35 menit
Pos 2 Pos 3 ± 2,5 jam
Pos 3 Pos Ekstra ± 1 jam 30 menit
Pos Ekstra Plawangan Sembalun ± 2 jam 15 menit
Plawangan Sembalun Camp Area ± 25 menit
Camp Area Puncak Gunung Rinjani, Dewi Anjani ± 7 jam
Puncak Gunung Rinjani, Dewi Anjani Desa Sembalun ± 7 – 10 jam

2. Jalur Senaru

Berikut jalur pendakian Gunung Rinjani via jalur Senaru, Desa Sembalun. Lebih sering digunakan untuk jalur turun.

Jalur Pendakian Waktu Tempuh
Basecamp Sembalun Pos 1 ± 30 menit
Pos 1 Pos 2 ± 1 jam 30 menit
Pos 2 Pos 3 ± 1 jam 30 menit
Pos 3 Plawangan Sembalun ± 5 jam
Plawangan Sembalun Pos Ekstra ± 1 jam 30 menit
Pos Ekstra Plawangan Sembalun ± 2 jam 15 menit
Plawangan Sembalun Puncak Gunung Rinjani, Dewi Anjani ± 6 jam
Puncak Gunung Rinjani, Dewi Anjani Plawangan Sembalun ± 2 jam 45 menit
Plawangan Sembalun Danau Segara Anak ± 5 – 6 jam

3. Jalur Aik Berik

Berikut jalur pendakian Gunung Rinjani via jalur Aik Berik, Desa Aik Berik. Perlu diingat bahwa jalur pendakian ini hanya bisa tiba di Plawangan Aik Berik saja, tidak untuk menuju ke puncak Gunung Rinjani, Dewi Anjani.

Jalur Pendakian Waktu Tempuh
Pintu Masuk Pos 1 ± 1,5 – 2 jam
Pos 1 Pos 2 ± 1 – 1,5 jam
Pos 2 Pos 3 ± 2,5 – 3,5 jam
Pos 3 Pos 4 ± 3,5 – 4 jam
Pos 4 Plawangan Aik Berik ± 1,5 jam
Bisa camping di area Plawangan Aik Berik

4. Jalur Timbanuh

Jalur Tinambuh terdapat di Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur. Menurut informasi, masih minim fasilitas yang terdapat di sekitaran jalur ini.

Mungkin, hal itu jugalah yang membuatnya kurang populer dibandingkan dengan jalur lainnya. Dari jalur ini, puncak gunung yang dituju dinamakan Puncak Orplas.


Catatan Pendakian Gunung Rinjani via Sembalun, Lombok Timur

Danau Segara Anak Taman Nasional Gunung Rinjani
Danau Segara Anak, Taman Nasional Gunung Rinjani

Kisah perjalananku ke Rinjani betul-betul memberikan kesan yang membekas, dari awal perencanaan hingga akhir pendakian dan tiba ke kota tempat tinggalku.

Disimak, ya! 😀

Awal Mula Rencana Pendakian ke Gunung Rinjani via Sembalun

Awal mula aku merencanakan untuk bisa ke Gunung Rinjani itu sebenarnya di tahun 2018, tepatnya saat libur Hari Raya Idul Fitri bersama temanku yang berasal dari Bandung.

Pendakian ini sudah direncanakan sejak awal 2018 sekitar bulan Januari, dan berbagai persiapan seperti tiket dan sebagainya sudah mulai dilengkapi.

Tapi, nasib berkata lain.

Akhir bulan Maret di tahun yang sama, ada salah satu akun Instagram terkait jasa open trip Gunung Rinjani yang mengajakku bekerja sama dalam bentuk pendakian ke Gunung Rinjani.

Ternyata selain aku, akun tersebut juga turut mengajak seorang influencer asal Malang bernama Danes dan fotografer asal Bali bernama Adit.

Kebetulan, aku dan Danes sebelumnya sudah kenal lewat Instagram sejak tahun 2017, tapi memang belum pernah berjumpa langsung secara fisik sama sekali.

Aku sendiri belum kenal sama sekali dengan Adit. Sedangkan Danes dan Adit sudah kenal dekat karena suatu rangkaian acara di Bali.

Akhirnya kami bertiga sepakat berkolaborasi bersama dengan penyelenggara (yakni akun Instagram tersebut). Setelah berunding, awal pendakian kemudian disepakati tanggal 10 Mei 2018.

Itu artinya, masih ada waktu sekitar ± 1 bulan untuk melakukan persiapan. Oh ya, itinerary, fasilitas perlengkapan hingga akomodasi seluruhnya ditanggung oleh pihak penyelenggara. Kami bertiga sih tinggal terima beres untuk trip tersebut. 😀


Tiba di Lombok dan Bergegas ke Desa Sembalun

Sekitar pukul 23.45 WITA aku tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok, dan langsung bertemu dengan Danes dan Adit.

Sekitar pukul 00.57 WITA, akhirnya kami bertiga bertemu dengan tim penyelenggara. Kami dan tim pun kemudian berangkat menuju Desa Sembalun menggunakan mobil berkapasitas 6 orang; aku, Danes, Adit, pak supir, tim panitia, dan seorang peserta asal Singapura yang saat itu kami jemput di salah satu penginapan dekat bandara.

Perjalanan dari bandara menuju Desa Sembalun saat itu ditempuh ± 3 jam menggunakan mobil dan lancer melewati jalanan beraspal di tengah malam.

Saat mulai memasuki Desa Sembalun, kami mulai memasuki jalanan bertanah kering yang banyak batu besarnya dan lumayan terjal, juga berbelok. Di sekitar perjalanan, ada banyak perternakan dan perkebunan warga yang kami lewati.

Kebetulan, di sekitarannya masih minim penerangan, sehingga tampak gelap di sepanjang perjalanan. Adrenalin kami masing-masing mulai terpacu karena cuaca di sekitarnya tentu saja dingin.

Awalnya, aku mengira bahwa kami akan dibawa langsung ke basecamp pendakian Gunung Rinjani sesuai itinerary. Ternyata, mungkin karena sudah pukul 03.50 WITA, kami dibawa untuk menginap di salah satu penginapan, sekitaran kaki Gunung Rinjani. Kami pun beristirahat di situ menghabiskan malam yang tersisa.

Keesokan paginya, aku dan Danes bangun pukul 06.13 WITA dan langsung bergegas mandi, menyiapkan sarapan pagi, dan packing ulang carrier yang telah kami bawa jauh-jauh dari daerah masing-masing. Kemudian, kami pun langsung mempersiapkan diri untuk berdoa bersama dan memulai pendakian.


Pendakian Gunung Rinjani pun Dimulai

Sekitar pukul 07.32 WITA, kami pun memulai pendakian.

Tim pendakianku yang mulai mendaki pagi itu terdiri dari 8 orang, yakni aku sendiri, Danes, Adit, 2 orang tim penyelenggara, 1 orang peserta asal Singapura, dan 2 orang porter.

Total, ada 20 orang yang terlibat dalam pendakian Rinjani saat itu. Sisanya ternyata sudah memulai pendakian lebih awal sehari sebelumnya.

Jarak dari Desa Sembalun menuju Pos 1 Gunung Rinjani kami tempuh dalam waktu sekitar ± 1 jam 45 menit dengan berjalan normal.

Sebenarnya bisa naik ojek sampai Pos 2, tapi kami menolak dengan alasan agar bisa merasakan perjuangan dari titik 0 (begitu tahu ternyata jauh banget jaraknya, langsung nyesel, senyesel-nyeselnya 🤣🤣).

Tiba di Pos 1, kami pun berhenti sejenak sekitar 5 menit sebelum melanjutkan pendakian.

Untuk jalur dari Desa Sembalun menuju Pos 1 kondisinya cenderung landai, belum memasuki hutan. Medannya juga merupakan tanah kering dan batu kerikil.

Di sepanjang perjalanan, pemandangan savana yang warna rumputnya hampir keseluruhan coklat (karena kami datang ketika sedang musim kemarau) jadi teman perjalanan yang sangat asik kala itu.

Sebelum tiba di Pos 1, kami disambut oleh kawanan kuda liar yang sedang berkumpul mencari santapan. Karena jalur antara Pos 1 dan Pos 2 sering dilalui oleh kawanan kuda liar, maka harus hati-hati melangkah karena banyak ranjau darat.

kuda liar di taman nasional gunung rinjani
Kawanan Kuda Liar di Taman Nasional Gunung Rinjani

Di pendakian ini, aku teringat cerita teman-temanku yang sudah pernah ke Rinjani bahwa di sini panasnya sudah bukan terik lagi, tapi nyelekit! Sumpah panas banget gabo’ong!!! Dan bodohnya, aku sama sekali tidak pakai sunblock atau sejenisnya. Bukannya eksotis malah gosong deh.

Jadi saranku untuk kalian yang mau mendaki Gunung Rinjani, sebaiknya siapkan sunblock atau sejenisnya, baju lengan panjang, topi, kaca mata hitam, dan hal-hal lain yang nyaman kalian kenakan. Karena terik matahari di sini nusuk sekali ke kulit. You’ve been warned, guys! 😁

Berjalan sedikit dari Pos 1 menuju Pos 2, kami disambut dengan jalur yang mulai memasuki hutan. Jalur hutan ini tidak terlalu panjang.

Setelah melaluinya, kami pun tiba di jalur yang pemandangan sekitarnya sama seperti jalur sebelumnya, terbuka.

Tepatnya di bawah jembatan menuju Pos 2, terdapat sumber air yang bisa kita manfaatkan untuk sekedar mencuci muka, tangan, atau sekedar menyegarkan kepala.

Tiba di Pos 2 Gunung Rinjani

gazebo di jalur menuju Pos 2

Sesampainya di Pos 2, ada tempat yang bentuknya semacam gazebo dan biasa dipakai untuk beristirahat sejenak oleh para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pos 3.

Di Pos 2 ini ada yang berjualan jajanan, semacam mie instan, minuman, dan sebagainya. Tapi yaaaa, harganya mahal sudah pasti di atas harga normal. Tapi, kalau kalian memang sedang butuh, silakan beli saja ya. Lumayan sekali untuk membantu ekonomi warga lokal. 😁

Di situ, kami pun beristirahat sembari makan siang dengan nasi bungkus yang dibelikan porter saat masih di kaki gunung. Nah, di sini mulai terlihat banyak sekali WNA yang mendaki Gunung Rinjani, bahkan bisa dibilang malah banyakan jumlah WNA daripada WNI.

Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 3, dan di sinilah kami merasa pendakian yang sesungguhnya.

Trek yang tersaji pun mulai menanjak, terus menanjak, hampir jarang menemukan jalur landai dan jalur ini terdiri dari kombinasi tanah dan sesekali ada trek yang berbatu kerikil.

Saat itu kami merasa matahari tepat ada di atas kepala kami. Sangkin panasnya, tenaga kami sudah sangat terkuras saat melalui jalur yang menghubungkan Pos 2 dengan Pos 3 dengan jarak tempuh ± 2,5 jam.

Tiba di Pos 3 Gunung Rinjani

Sesampainya di Pos 3, kami berhenti sejenak, bercengkrama dengan pendaki lainnya, dan pastinya tidak bertemu dengan anggota rombongan kami lain yang ternyata sudah bermalam di Pos 3.

Plawangan Sembalun dilihat dari sisi 7 bukit penyesalan.
Pemandangan Plawangan Sembalun dilihat dari sisi 7 Bukit Penyesalan.

Menurut bapak yang berjualan di Pos 3 ini, rombongan kami yang sudah bermalam lebih dulu di Pos 3 sudah melanjutkan perjalanan ke Plawangan Sembalun dari pukul 10 pagi. Di pos ini, Bukit Penyesalan pun sudah terlihat jelas, dengan kemiringannya yang amat curam.

Seharusnya kami mendirikan tenda di Pos 3, sama halnya seperti pendaki yang lain, karena normalnya pendakian Rinjani menghabiskan waktu sekitar 4 hari 3 malam, tapi kami malah terus melanjutkan perjalanan agar bisa camping di Plawangan Sembalun dan bertemu dengan anggota rombongan lainnya.

Setelah Pos 3, kami pun dipertemukan dengan 7 Bukit Penyesalan yang termahsyur itu. Bukit tersebut benar-benar bikin nyesal. Pada titik pendakian itu aku pun mulai merasakan “Rindu banget sama masakan mama di rumah”.

Frustasi banget karena memang ngga selesai-selesai ngelewatin kawanan bukit ini. Aku melihat jam, sekitar pukul 17.27 WITA, matahari pun sudah mulai memberikan tanda ingin mengganti hari dengan malam sementara jarak masih sangat jauh untuk bisa sampai di Plawangan Sembalun.

pemandangan jalur pendakian taman nasional gunung rinjani
Pemandangan jalur dari Pos 3 menuju Bukit Penyesalan

Setelah melalui jalur dengan gelapnya malam, suhu yang dingin, dan terjalnya trek bebatuan, kami kemudian tiba di Plawangan Sembalun sekitar pukul 20.11 WITA.

Setelah ± 12 jam kami berjalan dari titik awal pendakian, akhirnya kami semua bisa berkumpul dengan peserta dan panitia yang lainnya, serta porter yang sudah menyiapkan makan malam kami kala itu.

Ribuan bintang di langit Gunung Rinjani terpampang jelas, Rinjani menyambut kami dengan suasana yang sangat meriah karena banyak sekali pendaki kala itu di Plawangan Sembalun.

Setelah makan malam dan berkumpul dengan anggota rombongan pendaki lainnya, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.25 WITA, kami pun bergegas tidur untuk menyiapkan fisik sebelum melakukan summit.

Summit Attack ke Puncak Gunung Rinjani

jalur pendakian summit attack
Jalur Pendakian Summit Attack

Setelah beristirahat ± 1,5 jam, pukul 00.05 WITA kami mulai mempersiapkan diri untuk summit attack ke puncak Gunung Rinjani. Saat itu badan rasanya mau remuk seremuk-remuknya, ya bayangin aja.

Wajarnya, pendaki Gunung Rinjani akan camping di Pos 3 pada malam pertama. Tapi saat itu kami bablas sampai Plawangan Sembalun, dan istirahat hanya 1,5 jam, lalu lanjut lagi untuk summit attack.

Sudah pasti bakal menguras tenaga ekstra, energi begitu terkuras, dan pastinya ngantuk. Tapi gapapa, kami tetap mensyukuri pendakian yang kami lalui saat itu.

Tepat pukul 01.30 WITA kami memulai pendakian summit attack menuju puncak Gunung Rinjani. Sebenarnya, pendakian summit attack yang kami lalui saat itu terhitung telat karena normalnya sudah harus mulai mendaki kurang dari pukul 00.00 agar bisa menikmati pemandangan sunrise dari puncak.

Jarak tempuh dari camp area Plawangan Sembalun ke puncak normalnya memakan waktu sekitar 6 – 7 jam.

Jalur pendakian yang disajikan juga terus menanjak dan tidak memberikan bonus berupa jalur landai sedikit pun untuk kami yang melewatinya dengan kondisi trek berbatu kerikil halus, yang kalau kita naik 1 langkah, bisa merosot lagi beberapa langkah ke bawah.

Oh ya, kami sempat tertidur di jalur pendakian menuju puncak karena memang sudah sangat ngantuk dan sudah sangat tidak tertahankan lagi.

Pupus harapan kami untuk menikmati pemandangan sunrise dari puncak Gunung Rinjani. Sunrise sendiri saat itu muncul ketika kami berada di titik sebelum letter S, jalur yang membuat kami frustrasi dan hampir menyerah.

Di saat kami punya niat untuk menyerah, kami saling memberi semangat satu sama lain agar pendakian Gunung Rinjani kala itu bisa kami selesaikan. Di situlah persahabatan kami mulai terjalin dengan luar biasanya, lewat berbagai kebersamaan yang sudah kami lalui bersama sejauh itu.

Tiba di Puncak Gunung Rinjani

puncak gunung rinjani
Puncak Gunung Rinjani

Sekitar pukul 08.31 WITA, kami pun berhasil tiba di puncak Gunung Rinjani dengan total pendakian yang menghabiskan waktu sekitar 7 jam.

Sesampainya, aku sendiri sudah tidak bisa berkata-kata, cuma bisa nangis karena terharu sekaligus bahagia melihat segala macam ciptaan Tuhan serta perjuangan yang menurut kami sangat tidak sia-sia. Ternyata membuahkan hasil!

Di puncak, kami lebih banyak terduduk diam menikmati keindahan pemandangan alam sekitar, sampai lupa untuk mendokumentasikan momen indah bersama seluruh rekan pendakian kami.

pose di puncak gunung rinjani
Pose di puncak Gunung Rinjani

Beberapa saat kemudian, anggota rombongan pendaki lainnya pun mulai turun satu per satu sementara kami memilih untuk turun di momen-momen terakhir saja karena masih ingin menikmati puncak sambil berbincang dengan pendaki lain.

Menurutku pribadi, trek saat turun dari puncak menuju Plawangan Sembalun merupakan momen pendakian yang paling asik, karena jalurnya yang memang lebih mudah medannya untuk dilalui saat turun daripada naik.

pose di puncak

Jarak tempuh dari puncak menuju Plawangan Sembalun memakan waktu sekitar 3 jam, beda jauh banget ya sama pas mendaki hahaha. 🤣🤣

Tiba di Plawangan Sembalun dan Bersiap Pulang

persiapan pulang menuruni gunung
Persiapan pulang menuruni gunung

Sesampainya di Plawangan Sembalun, jelas kami langsung makan siang. Setelah itu kami sempatkan untuk bersantai ria bersama anggota rombongan lain sembari melakukan kegiatan lain.

Kemudian, kami memutuskan untuk bermalam lagi di Plawangan Sembalun. Seharusnya, kami melanjutkan perjalanan turun ke Danau Sagara anak dan bermalam disana.

Tapi apa daya, angan hanyalah angan, bahwasannya kami malah menikmati malam terakhir kami di Rinjani dengan menenda di Plawangan Sembalun.

Lagipula kami tidak mau mengambil resiko karena sudah terlanjur kelelahan. Tenaga kami sudah habis dari puncak, dan rasanya tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan ke Danau Segara Anak.

Malam itu lebih banyak kuhabiskan untuk berbincang dengan Danes dan Adit, juga dengan pihak penyelanggara dan porter yang selalu ramah pada kami.

Keesokan harinya kami mempersiapkan diri dan membereskan barang-barang untuk bergegas mendaki turun melalui jalur Sembalun lagi.

Jarak tempuh saat turun pastinya lebih cepat dari pada saat naik, untuk bisa sampai di penginapan Sembalun memakan waktu ± 6,5 jam. Itu pun karena kami istirahat sangat lama di Pos 2, dan sama sekali tidak naik ojek untuk turun dari Pos 2 ke bawah.

Sampai di bawah tepat adzan maghrib, dan bersyukur diberi keselamatan dan kesehatan selama pendakian ini. Cuaca di sekitaran Taman Nasional Gunung Rinjani saat itu juga sangat cerah, sehingga membuat kami semakin berasa bersyukur.


Detail Lain Pendakian Gunung Rinjani yang Telah Aku Jalani

Total rombongan pendaki kala itu ada 20 orang:

  • Peserta : 10 orang 
  • Panitia : 3 orang
  • Partner KerjaSama : 3 orang
  • Porter : 4 orang

Estimasi Waktu Pendakian Gunung Rinjani via Sembalun

Dari titik start pendakian di Desa Sembalun hingga puncak Gunung Rinjani memakan waktu sekitar: 16 jam pendakian, 4 hari 3 malam.

Rincian estimasi waktu pendakian Gunung Rinjani via Sembalun bisa dilihat di bagian ini.

Estimasi Biaya Pendakian Gunung Rinjani Dari Jakarta

Rincian estimasi biaya pendakian Gunung Rinjani dari Jakarta di bawah ini akan sangat bervariasi tergantung musim keberangkatan, tanggal pemesanan, dan sebagainya.

Ini adalah estimasi biaya yang saat itu aku keluarkan (lupa detailnya sebagian):

  1. Tiket Pesawat Jakarta – Lombok : Rp1.270.000 per orang
  2. Transportasi dari bandara – Desa Sembalun : Saat itu diurus oleh panitia, alternatifnya:
    1. Damri Bandara Lombok ke Selong : Rp 30.000 – Rp50.000 per orang
      1. Angkot dari Selong ke Aikmel : Rp5.000 per orang
      2. Angkot dari Aikmel, Selong ke Desa Sembalun : Rp35.000 per orang
    2. Sewa mobil dari Bandara : variatif, mulai dari Rp650.000
  3. Biaya Porter : variatif, mulai dari Rp200.000 / Rp300.000 per porter, per hari
  4. Simaksi : Rp5.000 per hari
  5. Ojek dari Desa Sembalun – Pos 1 : Rp60.000 per orang

Penutup: Pendakian Gunung Rinjani

Vania Irwanti

Online
Avatar
Today, 6:48 AM
  • Avatar
    12 minutes ago

    gila masih ga nyangka cerita aku yg receh ini bisa masuk ke blog nya Walter Pinem wkwkwkkwkwwkwk.

  • Avatar
    5 minutes ago

    haduhh haduhh bisa ae si teteh

  • Avatar
    6 minutes ago

    Nuhun pisan ya teh udah sharing 😁

Sebagai bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani, salah satu gunung tertinggi ini tentu saja menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi pemerintah dan juga menjadi salah satu aset sakral bagi warga lokal.

Selain menikmati berbagai kegiatan bernuansa alam di Taman Nasional Gunung Rinjani, tentunya, kegiatan utama yang sering dilakukan tetaplah mendaki hingga ke puncak Gunung Rinjani itu sendiri.

Pengalaman pendakianku ini pastinya tidak akan pernah kulupakan. Setiap perjuanganku saat menaklukkan puncaknya tetap terasa hingga detik ini, dan semoga catatan pendakian Gunung Rinjani via Sembalun ini bisa menginspirasimu untuk turut mendaki dan menaklukkannya.

Jangan lupa bagikan artikel ini ke media sosialmu, ya!


Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Seputar Gunung Rinjani (FAQ)

1. Berapa ketinggian Gunung Rinjani?

Gunung ini memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya sebagai gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Carstensz dan Gunung Kerinci.

2. Kapan terakhir gunung ini meletus?

Gunung Rinjani terakhir kali meletus pada tahun 2010.

3. Dimana alamat lengkap Gunung Rinjani?
  • Alamat Lengkap: Sembalun Lawang, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
  • Alamat Lengkap Taman Nasional Gunung Rinjani: Jl. Raya Sembalun Lawang, Sembalun Lawang, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Bar. 83666, Indonesia
4. Ada berapa jalur pendakian di Gunung Rinjani?

Ada 4 jalur pendakian utama di Gunung Rinjani, yakni:

  1. Jalur Sembalun
  2. Jalur Senaru
  3. Jalur Aik Berik
  4. Jalur Timbanuh

Namun, jalur pendakian yang paling sering digunakan oleh para pendaki adalah jalur Sembalun dan Senaru.

5. Berapa lama total waktu pendakian?

Pendakian Gunung Rinjani normalnya menghabiskan waktu sekitar 4 hari 3 malam hingga tiba di puncak, tentu akan bergantung pada kondisi di lapangan. Waktu efektifnya sekitar total 16 jam pendakian.

6. Kapan waktu yang tepat untuk mendaki?

Waktu yang tepat untuk mendaki Gunung Rinjani adalah sekitar bulan Mei hingga Agustus setiap tahunnya.

7. Ada di mana saja sumber mata air?

Di jalur Sembalun, sumber mata air ada di Pos 2, Pos 3 dan Plawangan Sembalun. Untuk sumber mata air sendiri lebih direkomendasikan di Plawangan Sembalun.

Di jalur Senaru, sumber mata air terdapat di Pos dan Pos 3 jalur pendakian.

8. Apa saja yang bisa dilakukan di Taman Nasional Gunung Rinjani selain mendaki?

Selain mendaki, kegiatan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Sekedar piknik atau camping
  • Menikmati air terjun
  • Mancing
  • Mengunjungi dan mancing di Danau Segara Anak
  • Dan kegiatan bernuansa alam lainnya

Semoga membantu, sobat-sobatku tercinta!


  • Photos © owner: Vania Irwanti
  • Story by Vania Irwanti
  • Edited by Walter Pinem
  • Detailed Info by Walter Pinem


 

ARTIKEL LAINNYA:

Similar Posts

4 Comments

  1. Duhh, jadi kangen Rinjani hehe. Pas muncaknya memang capek sih, anginnya juga kencang. Sayang ya tidak turun ke Danau Segara Anakan. Tapi ada bagusnya juga sih soalnya nanti naik lagi ke Plawangan Senaru atau kembali naik ke Plawangan Sembalun susahh haha. Foto-fotonya juga bagus 🙂

  2. MasyaAllah… sangat bermanfaat. terima kasih inpohnya..

  3. Bagus keren banget tulisannya, sangat detail, pasti bermanfaat untuk para pendaki yang rencana mendaki gunung ini

  4. Nice info sob…
    Pemaparan yang super lengkap

    Terima kasih

Comments are closed.