Produksi Lokal, Langkah Dasar Penguatan Perekonomian – Bagaimana seharusnya Indonesia bersikap tentang melimpahnya produk impor yang memasuki dan mulai mendominasi pasar domestik?

Berkaca pada kemampuan, sebenarnya negeri ini memiliki kelebihan yang di sisi lain tidak dimiliki oleh negara lain dari segi produksi barang jadi maupun mentah, entah itu di bidang pertanian dan sebagainya. Namun kenyataannya justru mengarah ke sudut sebaliknya.

Berbicara tentang ketahanan ekonomi nasional yang kini semakin rentan, jelas kita membutuhkan strategi nyata untuk membuatnya semakin kuat. Indonesia, negara agraris yang subur di segala sisi, mengapa lemah di bidang produk tani?

Produksi Lokal, Langkah Dasar Penguatan Perekonomian

Satu hal yang wajib kita ketahui adalah bahwa mayoritas petani cenderung lebih menguasai kualitas produksi ketimbang cara memasarkannya. Mayoritas produsen cenderung monoton dalam hal memasarkan hasil produksinya. Hal inilah yang membuat petani di Indonesia jauh tertinggal dari petani mancanegara.

Selain satu kelemahan petani lokal tersebut, ada lagi yang membuatnya menjadi semakin melemah. Sadar atau tidak terjadi monopoli pasar yang dilakukan oleh pebisnis menengah ke atas dalam hal produksi barang tani.

Baca Juga: Bagaimana Budaya Mampu Menyelamatkan Negeri Ini?

Mereka, pebisnis menengah ke atas yang memiliki barang produksi sejenis dengan kemampuan dan pengetahuan tinggi cenderung mendominasi pasar dengan cara memonopolinya. Kita cenderung memandangnya sebagai persaingan pada pasar, tetapi mereka justru mematikan persaingan tersebut bahkan di pasar yang seharusnya sudah diproduksi dari hal monopoli tersebut.

Kenaikan harga BBM sedikit-banyak juga mempengaruhi petani lokal dalam memproduksi produk taninya. Kenaikan harga BBM mempengaruhi harga beli pendukung produksi seperti pupuk dan transportasi distribusi, tetapi harga jual produk tani tersebut tidak stabil. Akhirnya petani lokal pun menjadi malas memproduksi bahan pangan sehingga berpengaruh pada kualitas dan kuantitas barang produksi.

Konsumen, yang dalam hal ini menjadi faktor besar lain, jelas membutuhkan barang konsumsi dari produk tani yang sudah minim jumlahnya dan kualitasnya, sehingga membutuhkan barang impor dengan jumlah besar dan kualitas baik demi mendukung kelanjutan kebutuhan dan menjaga agar aktivitas pasar tetap hidup.

Inilah yang membuat ketahanan ekonomi nasional menjadi lemah di satu sisi, yaitu sisi pertanian. Kebijakan pemerintah dalam hal konsistensi harga, pembangunan sarana dan pra-sarana pasar, pengawasan agar monopoli tidak terjadi, serta berbagai faktor penting lain dalam aktivitas pasar domestik jelas harus dipertegas.

Apalagi dengan kekuatan pelaku bisnis kecil-menengah seperti petani lokal yang minim, mereka cenderung kurang mendapat posisi pada persaingan pasar. Dengan begitu justru pasar akan semakin dikuasai oleh monopoli dan juga barang impor. Bagaimana bisa ekonomi lokal berkembang jika produksi lokal saja minim jumlah dan nilai jualnya.

Hal yang penting untuk dilakukan adalah memupuk pengetahuan/pemahaman petani lokal untuk memasarkan barangnya agar mendapat keuntungna maksimal, mempertegas kebijakan pemerintah terkait pemanfaatan sumber daya yang maksimal dalam persaingan global (dengan menekspor barang lokal ke pasar global), membantu para produsen seadil-adilnya (harga jual produk harus selalu lebih tinggi daripada harga beli barang pendukung), mengawasi aktivitas pasar tanpa pandang bulu, memaksimalkan pembangunan demi kemudahan aktivitas pasar, serta bagi kita kaum konsumen harus mendukung atau mengutamakan produk lokal.

Ketahanan ekonomi nasional harus diperkuat demi membendung ancaman, tantangan, hambatan, tekanan dan sebagainya yang mengganggu kebangkitan perekonomian agar perekonomian nasional menjadi lebih kuat menatap persaingan global. Produksi lokal harus selalu didukung, terutama dari pemerintah dan konsumen yang selalu berpartisipasi dalam pasar bagaimana pun bentuknya.

Similar Posts